Untuk
melakukan interpretasi citra maupun foto udara digunakan kreteria/unsur
interpretasi yaitu terdiri atas rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola,
bayangan, situs dan asosiasi (Sutanto, 1986). Adapun penjelasan masing-masing
unsur menurut Lillesand dan Kiefer (1979) dan Sutanto (1986):
1.
Rona/warna
Rona
adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona
merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Sedangkan warna adalah
wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit, lebih sempit
dari spektrum tampak. Permukaan yang menyerap cahaya seperti permukaan air akan
berwarna gelap, sedangkan tanah yang kering akan berwarna cerah karena
memantulkan cahaya ke kamera atau satelit penangkap sinyal/gelombang cahaya.
Contoh permukaan atap pabrik/gudang yang terbuat dari seng atau asbes akan
kelihatan cerah.
2.
Bentuk
Bentuk
merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga suatu penampakan yang
ada pada citra dapat di identifikasi dan dapat dibedakan antar objek. Dari
penampakan pada citra maupun foto udara dapat di identifikasi bentuk massa
bangunan, maupun bentuk-bentuk dasar fisik alam lainnya seperti jalan, sungai,
kebun, hutan dan sebagainya. Dengan melihat bentuk-bentuk fisik dari citra
ikonos maupun foto udara dapat ditentukan penggunaan lahan suatu tempat,
sebagai contoh bentuk penggunaan lahan untuk kawasan industri/pergudangan yang
di cirikan dengan bentuk bangunan yang seragam persegi dan massa bangunan yang
cukup. Kenampakan
sungai berbeda dengan jalan raya, jika sungai berbentuk berkelok-kelok sesuai
dengan alirannya, tetapi jalan berbentuk lurus dan teratur.
3.
Ukuran
Ukuran
ialah atribut obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan
volume. Ukuran obyek pada citra maupun foto udara merupakan fungsi skala
sehingga dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus
selalu memperhatikan skala citranya. Dengan kata lain ukuran merupakan
perbandingan yang nyata dari obyek-obyek dalam citra maupun foto udara, yang
mengambarkan kondisi di lapangan. Sebagai contoh perbedaan antara ukuran
lapangan biasa dengan stadion, ukuran jalan lingkungan berbeda dengan jalan
arteri.
Dengan
melihat perbedaan ukuran ini, dapat menentukan penggunaan lahan suatu area
ataupun kapasitas/daya tampung obyek tersebut serta fungsi dari obyek yang
diamati dalam dunia nyata sehari-harinya.
2.
Tekstur
Tekstur
adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek
yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur sering dinyatakan
dari kasar sampai halus. Tekstur merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran,
pola, bayangan serta rona. Dengan melihat tekstur dapat di kelompokkan
penggunaan lahan atau fungsi dari kawasan-kawasan tertentu. Misalnya tekstur
sawah akan kelihatan halus, berbeda dengan kebun ataupun hutan.
3.
Pola
Pola
atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia
dan bagi beberapa obyek alamiah lainnya. Pengulangan bentuk tertentu dalam
hubungan merupakan karakteristik bagi obyek alamiah maupun bangunan dan akan
memberikan suatu pola yang membantu dalam interpretasi citra maupun foto udara
dalam mengenali obyek tertentu. Misalnya pola perumahan yang teratur
menunjukkan adanya kompleks perumahan (permukiman bukan perkampungan). Atau
pola yang persegi dan teratur serta bentuk dan ukuran yang hampir sama dapat menunjukkan
suatu perkantoran ataupun kawasan pendidikan. Dalam menginterpretasi citra atau
foto udara pola sangat diperhatikan, guna membedakan antara obyek-obyek yang
hampir sama karakteristiknya, jika di interpretasi dengan unsur-unsur
sebelumnya.
Pola
perumahan yang teratur pada gambar citra ikonos diatas menunjukkan bahwa obyek
tersebut merupakan perumahan bukan tipe perkampungan, tetapi perumahan yang
dibangun/dikembangan oleh developer.
4.
Bayangan
Bayangan
sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru
lebih tampak dari bayangannya. Akan tetapi di sisi lain keberadaan bayangan merupakan
suatu kondisi yang bertentangan, pada satu sisi bentuk dan kerangka bayangan
dapat memberikan gambaran profil suatu obyek. Tetapi pada lain sisi jika ada
suatu obyek yang berada di bawah bayangan, maka hanya sedikit memantulkan
sedikit cahaya dan sulit
untuk
diamati pada citra atau foto udara. Dengan bantuan unsur bayangan ini juga dapat
menentukan arah mata angin serta pengenalan terhadap suatu obyek yang
kemungkinan sulit diamati sebelumnya.
5.
Situs
Situs
atau lokasi suatu obyek dalam hubungannya dengan obyek lain dapat membantu
dalam menginterpretasi foto udara ataupun citra ikonos. Situs ini sering
dikaitkan antara obyek dengan melihat obyek yang lain. Contoh situs permukiman
memanjang pada umumnya terletak disepanjang tepi jalan.
6.
Asosiasi
Asosiasi
dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang
lain, dengan kata lain asosiasi ini hampir sama dengan situs. Adanya
keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering menjadi petunjuk
adanya obyek yang lain. Seperti stasiun kereta api sering berasosiasi dengan
jalan kereta api yang bercabang (jumlahnya lebih dari satu). Situs perumahan
yang memanjang pada sisi kanan-kiri jalan. Stasiun Tugu, yang berasosiasi
dengan rel-rel kereta api yang jumlahnya lebih dari 1.
Sumber:
Anonim. (n.d). Interpretasi Citra dan Foto Udara. Dalam
http://ebookbrowsee.net/interpretasi-citra-dan-foto-udara-pdf-d232291608.
Diunduh 3 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar